Resiko Kebiasaan Duduk dalam
Pekerjaan dan Hubungannya dengan Sakit Punggung
REVIEW
Pendahuluan
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan duduk dengan sakit
punggung yang dialami orang-orang Barat di bagian industri nasional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diketahui bahwa diatas 90% orang-orang Barat bertahan hidup dari sakit punggung
selama hidupnya dengan 23% penderita sakit punggung kronis. Berdasarkan
penelitian, telah dikaitkan beberapa aspek yang menyebabkan sakit punggung,
diantaranya adalah kebiasaan duduk yang dapat memicu naiknya resiko gangguan
otot (musculoskeletal) pada bagian punggung, leher, pundak, lengan, dan kaki.
Terdapat beberapa perbedaan pendapat pada beberapa litertur yang dibahas oleh
peneliti diantaranya belum ditemukan bukti bahwa duduk terus menerus tanpa
berpindah-pindah dapat meningkatkan resiko sakit punggung, namun kombinasi
antara posisi duduk yang tidak nyaman yang terajadi ketika menyetir dalam
perjalanan panjang kemungkinan dapat meningkatkan penderita sakit punggung.
Beberapa
perbedaan pendapat tersebut terus dibahas selama bertahun-tahun sehingga muncul
doktrin bahwa posisi duduk ideal adalah “Dynamic Sitting” yang berarti posisi
duduk yang berubah-ubah. Meskipun kelebihan gerakan pada saat duduk menandakan
ketidaknyamanan dan ketidakstabilan, tapi jangkauan gerakan yang menandakan kenyamanan belum dapat
ditentukan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian unuk memperoleh keungkinan
pengaruh dynamic sitting untuk tubuh manusia. Berdasarkan pendahuluan, peniliti
juga mencantumkan beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis kebiasaan
duduk. Diketahui bahwa alas tekanan (alas yang dapat memberikan tekanan pada
tubuh, seperti alas yang bergerigi atau tajam) memiliki tingkat akurasi untuk
memberikan angka statistik untuk kebiasaan posisis duduk yang dinamis. Sehingga
tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kebiasaan duduk subjek
yang diteliti dengan dan tanpa yang menderita sakit punggung dengan memberikan
tekanan pada kebiasaan duduk yang dinamis.
Metode dan Pembahasan
Peneliti
menggunakan beberapa alat diantaranya alas yang dilengkapi dengan sensor
(SIT-CAT atau Sitting Categorisation Technology) dengan 8 x 8 matriks sensor
dengan ukuran (35 x 35 cm), sebuat data
untuk ditransmisikan, dan mobile phone yang dilengkapi dengan bluetooth. Data
tekanan yang direkam adalah dengan frekuensi 5Hz dan dengan resolusi 12 bits.
Peserta atau partisipants adalah 20 orang yang terdiri dari 7 orang wanita dan
13 orang pria dengan usia mulai dari 27 tahun sampai dengan 57 tahun, dan
tinggi mulai dari 1.6 sampai 1.89 meter, berat antara 50 sampai 150 kg.
Penelitian ini dilakukan di tempat kerja 20 orang peserta masing-masing.
Sebelum memulai pekerjaan, tempat duduk peserta di kantor telah dilengkapi
dengan SIT-CAT dan tekanan datanya sudah dimulai. Peserta mengerjakan pekerjaan
mereka seperti biasa dengan minimal waktu kerja 3 jam dan 15 menit istirahat di
pagi hari. Selain itu, peserta juga diminTa untuk duduk dalam beberapa posisi
seperti tegak lurus, berbaring, condong ke depan, menyamping ke kanan atau ke
kiri, dan menyilangkan kaki ke kanan atau ke kiri. Peserta juga mendapatkan
beberapa kuesioner mengenai nyeri jangka panjang dan jangka pendek. Kuesioner
yang diberikan, digunakan untuk membagi peserta menjadi 4 variabel yaitu
KorffPain, KorffDis, KorffSeverity, dan KorffInterver serta membagi menjadi 2
kelompok. Selanjutnya data yang diperoleh di mobile phone di pindahkan ke
komputer yang kemudian diolah menggunakan MATLAB.
Kemudian
selama satu hari distribusi tekanan dilakukan, klasifikasi sebaran acak
digunakan, distribusi ini diketahui merupakan metode yang cocok dan akurat
untuk mengklasifikasikan posisi duduk dengan menggunakan nilai median sebesar
64 dan nilai tekanan kalibrasi dalam 1-s. Selanjutnya data dianalisis
menggunakan analisis statistik dengan mencari nilai varians dari sample data
yang sudah diambil untuk mengidentifikasi posisi duduk yang berbeda dan untuk
menganalisis pengaruh nyeri punggung pada perilaku duduk yang terdiri dari 5
yaitu Nmove, Npos, tstabel, tpos, dan Ptranslate. Semua analisis statistik
ditentukan dengan menggunkaan IBM SPSS statistics dengan tingkat signifikasi p
< 0.05.
Hasil
Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan beberapa skor yaitu skor KorffPain (≤ 33.3), skor
KorffDis (≤ 26.67), skor BPISeverity (≤ 1.25), dan skor BPIInterfer (≤ 1.14)
yang menunjukkan intensitas nyeri serta kecatatan yang ditimbulkan dalam
penelitian ini. Selanjutnya didapatkan juga hasil analisis pengukuran kalibrasi
1-s menunjukkan akurasi klasifikasi keseluruhan 82,7% yang bervariasi antara
63,8% (tegak lurus) dan 96,3% (condong ke depan) untuk posisi duduk yang
berbeda. Ketepatan klasifikasi keseluruhan adalah 82,7% dengan kisaran antara
67,1% (berbaring) dan 95,1% (condong ke depan). Dua posisi duduk yang paling
diadopsi adalah tegak lurus dan condong ke depan dengan kejadian rata-rata
24,4% dan 25,3% dari waktu duduk seluruh. Setengah peserta menyukai satu posisi
duduk dengan 45% atau lebih dari waktu yang mereka habiskan saat bekerja.
Didapatkan pula analisis dari beberapa posisi duduk yang telah dilakukan oleh
peserta.
Kesimpulan
Perkembangan
teknologi yang digunakan yaitu SIT-CAT berhasil digunakan untuk
mengklasifikasikan posisi duduk yang berbeda dengan akurasi yang lebih besar
dari 80%. Meskipun peserta yang terlibat merupakan peserta yang memiliki dan
tidak memiliki sakit punggung namun teknologi ini mampu digunakan untuk
menyelidiki perbedaan perilaku duduk berdasarkan rasa sakit yang sudah
dikelompokkan. Dapat disimpulkan bahwa posisi duduk dapat mempengaruhi sakit
punggung.
Link junal :
Link
PPT :