Jumat, 14 Juli 2017

BAB 2 DAN BAB 3 PAPER TAMAN KOTA MARGONDA

BAB II
PEMBAHASAN




1.1              Sejarah Taman Kota Margonda


Sejarah dibangunnya taman kota margonda ini karena didalamnya terdapat “Tugu Elang Salak”. Ternyata Tugu Elang Salak itu dibangun jauh sebelum lahirnya Kota Depok. Tugu Elang Salak tersebut berupa seekor burung elang yang mencengkeram buah salak di atas sebuah bangunan segi empat setinggi kurang lebih 3 meter. Simbol yang diambil pada tugu tersebut pun jauh dari satwa khas dan buah khas dari Kota Depok. Depok memang tidak memiliki satwa khas maupun buah yang khas. Namun, Walikota Nur Mahmudi Ismail telah mencanangkan belimbing sebagai produk unggulan dan menjadi Lambang Kota meskipun bukan buah asli Depok dan menjadikannya Depok sebagai Kota Belimbing.
Depok yang pada saat dibangunnya Tugu Elang Salak tersebut hanyalah sebuah kecamatan di wilayah administrasi Kabupaten Bogor berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta. Maka dari itu perlu didirikan sebuah tugu sebagai tanda batas Propinsi Jawa Barat. Pada saat itu sedang dilakukan program konservasi satwa dan tumbuhan khas yang berada pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, dan Gunung Halimun maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat membangun sebuah tugu di Depok sebagai bagian dari Program Konservasi. Alasan mengapa burung elang dan buah salak yang dipilih untuk menjadi simbol sekaligus penanda batas propinsi adalah  karena burung elang dan buah salak adalah satwa dan buah khas yang konon hidup dan tumbuh di kawasan Gunung Gede, Gunung Salak dan Gunung Halimun. Burung elang yang dimaksud adalah Elang Ular (Colocalia Sp.), sedangkan Salak yang dimaksud adalah Salak khas dari Gunung Salak yaitu Salak Rambat (Salacca Sp.).
Burung elang ular saat ini tidak pernah lagi terlihat di langit Kota Depok, namun menurut banyak warga Depok, sampai dengan awal Reformasi tahun 1998, masih sering dijumpai burung langka tersebut berputar-putar di angkasa Depok. Burung elang ular berwarna hitam legam tanpa jambul. Sisi lain burung elang ular adalah penobatannya sebagai simbol kekuatan hitam karena warnanya yang hitam legam, sorot matanya yang tajam menakutkan, serta kehebatannya memangsa ular. Maka dari itu burung elang ular ini dijadikan simbol tugu.
Salak rambat ukurannya hanya sebesar buah kelengkeng sangat berbeda dengan Salak Pondoh yang ukurannya sebesar genggaman tangan anak balita. Arti kata “rambat” pada Salak Rambat tersebut  sebagai gambaran bahwa pohon salak jenis ini adalah merambat, tidak seperti Salak Pondoh yang pohohnnya seperti pohon nanas. Salak Rambat ini termasuk pohon langka dan masing bisa ditemui di lereng-lereng Gunung Salak dan Gunung Gede. Hanya saja populasinya sudah sangat jarang akibat perambahan dan alih fungsi hutan yang dilakukan oleh manusia, sehingga habitatnya makin terdesak ke tempat yang lebih tinggi.
Sejak adanya Tugu Elang Salak tersebut maka dibuatlah taman kota yang berada di ujung jalan margonda. Pada taman kota margonda tersebut terdapat berbagai macam tanaman serta pepohonan yang membuat taman menjadi sejuk. Selain itu, taman juga dilengkapi dengan tempat sampah, tempat duduk dan fasilitas-fasilitas lainnya.

1.1              Fungsi Taman Kota Margonda
Fungsi taman kota margonda terdiri dari fungsi ekologis, fungsi sosial, dan fungsi estetika. Berikut penjabarannya.
1.    Fungsi Ekologis
taman kota margonda belum dapat memenuhi fungsi ekologis taman kota dengan baik, yaitu sudah ditanami jenis dan jumlah tanaman atau pepohonan  yang cukup banyak dan bervariasi, tetapi jumlah pohon-pohon yang besar di taman kota margonda belum cukup banyak untuk dapat memberikan keteduhan atau kerindangan di area Taman Kota tersebut, dan pepohonan maupun tanaman di taman kota margonda juga tidak dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjaga keanekagaraman hayati lainnya, yaitu sebagai habitat dari hewan-hewan kecil seperti burung, dan lain-lain.
2.    Fungsi Sosial
Taman kota margonda tidak memenuhi fungsi taman kota sebagai fungsi sosial, karena berdasarkan observasi atau pengamatan langsung, taman kota margonda sangat sepi pengunjung, walaupun ada, hanya satu atau dua orang yang mengunjungi taman ini. Sepinya pengunjung taman kota margonda ini bisa disebabkan karena tidak disediakannya fasilitas olahraga maupun rekreasi yang merupakan daya tarik suatu taman kota untuk tempat masyarakat sekitar bersosialisasi.
3.    Fungsi Estetika
Taman kota margonda sudah cukup memenuhi fungsi estetika, yaitu taman kota ini  ditanami pohon dan tanaman yang cukup banyak dan bervariasi yang merupakan salah satu daya tarik taman kota tersebut, tetapi sayangnya banyak sarana dan prasarana dari taman kota margonda yang kurang terawat dengan baik, seperti banyaknya pot tanaman yang rusak dan dibiarkan saja, bangku taman dan plang taman yang dicorat-coret, hal ini tentunya menurunkan fungsi estetika taman kota margonda.

1.2              Kondisi dan Fasilitas Taman kota margonda
Taman adalah taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan (Lauria, 1986:9). Fasilitas adalah sesuatu yang bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjung atau wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapatkan pengalaman rekreasi.
Fasilitas yang ada di taman kota margonda sudah cukup memadai dan memenuhi syarat agar suatu taman dapat disebut taman yang baik. Berikut ini adalah fasilitas-fasilitas yang ada di taman kota margonda dan kondisinya.
1.        Vegetasi
Vegetasi yang ada di taman kota margonda berperan sebagai sarana penghijaun, sumber oksigen, serta memberikan suasana yang rindang bagi taman. taman kota margonda ditanami berbagai macam jenis vegetasi, mulai dari pohon, perdu, semak, tanaman penutup tanah, dan rerumputan. Vegetasi tersebut ada yang ditanam secara langsung di tanah dan ada juga yang ditanam dalam pot. Berikut ini merupakan foto beberapa jenis vegetasi yang ada di taman kota margonda.

Bougenville yang ditanam di dalam pot.

Tatanan tanaman perdu, semak dan tanaman penutup tanah
yang ada di bagian tengah Taman kota margonda 

Tanaman hanjuang merah yang ditanam langsung pada tanah
dan ditanam pada pot berbentuk unik
Secara keseluruhan, keadaan vegetasi yang ada di taman kota margonda cukup terawat dan juga subur. Namun, banyak pot tanaman yang sudah rusak seperti yang terlihat pada gambar pertama dan gambar ketiga. Pot tanaman tersebut sudah rusak karena pecah. Selain itu, ada juga pot yang dicoret-coret menggunakan piloks sehingga mengurangi keindahan dari pot tersebut.
2.        Batuan
Batuan yang ada pada taman berfungsi sebagai penutup tanah. Selain itu, batuan juga berperan sebagai pemberi kesan alami pada taman. Batuan yang ada di taman kota margonda banyak diletakkan di bagian tengah taman yang ada di dekat lampu.

Batuan yang Terdapat Pada Sekitar Lampu Taman
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa batuan yang digunakan adalah batuan alami berwarna putih dan abu-abu yang memberikan kesan cerah pada taman. Sayangnya, jumlah batuan tersebut sangat sedikit dan hanya ada pada salah satu lampu yang terdapat di taman kota margonda.
3.        Tebing Buatan
Tebing buatan banyak diminati oleh penggemar taman. Tebing buatan ini akan memberikan kesan alami, menyatu dengan alam, serta dapat menyamarkan bagian tanah yang tidak rata atau bertingkat menjadi lebih menarik. Tebing buatan juga terdapat di taman kota margonda. Tebing buatan ini memisahkan bagian depan taman tempat tugu berada dengan bagian belakang taman tempat pengunjung dapat duduk santai.
Tebing Buatan yang Ada pada Taman kota margonda
Keberadaan tebing buatan pada taman kota margonda cukup menambah keindahan dari taman. Tebing ini tidak berbahaya karena tidak terlalu tinggi dan di bagian pinggir tebing tersebut terdapat pagar semak yang cukup tinggi. Apabila pengunjung taman ingin menuruni tebing tersebut untuk menuju ke bagian belakang taman atau taman bagian bawah, sudah terdapat jalan setapak berbentuk anak tangga yang aman untuk dilewati.
4.        Jalan Setapak
Jalan setapak merupakan unsur pelengkap taman yang dibuat sebagai jalur bagi pengunjung taman. Jalan setapak biasanya terbuat dari batu kerikil atau batu bata yang dibuat di sepanjang taman. Selain untuk membantu pengunjung taman, pembuatan jalan setapak juga ditujukan untuk pemeliharaan taman dan mencegah agar rumput atau tanaman-tanaman kecil tidak terinjak-injak. Jalan setapak yang terdapat pada taman kota margonda dapat dikatakan cukup memadai. Jalan setapak tersebut berada di sekeliling taman yang dilapisi batu konblok. Selain itu, jalan setapak juga terdapat di dalam taman sebagai bagian penghubung antara taman bagian atas dengan taman bagian bawah, serta sebagai pembatas antara rerumputan dengan area duduk di taman bagian bawah. Berikut ini merupakan gambar jalan setapak yang ada di taman kota margonda.
Jalan Setapak pada Taman Bagian Atas

Jalan Setapak pada Taman Bagian Bawah

Jalan Setapak pada Sekeliling Taman
Berdasarkan foto di atas, kondisi jalan setapak yang ada di taman kota margonda memerlukan perbaikan terutama pada jalan setapak yang terdapat di sekeliling taman bagian atas karena kondisinya yang sudah rusak. Kerusakan tersebut salah satunya diakibatkan karena di deket jalan setapak tersebut dibagung tiang sehingga merusak jalan setapak yang ada di sekitarnya. Bebatuan penyusun jalan setapak tersebut banyak yang sudah patah dan tidak lagi membentuk jalan sehingga jalan tersebut sudah tidak dapat digunakan dan pengguna taman terpaksa berjalan di jalan raya untuk menghindari jalan setapak yang rusak. Akan tetapi, jalan setapak yang terdapat di taman bagian bawah serta jalan setapak penghubung antara taman bagian atas dan taman bagian bawah kondisinya masih cukup baik, hanya tertutup sedikit rumput dan hanya perlu dilakukan pembersihan rutin agar jalan setapak tidak ditumbuhi tanaman yang licin seperti lumut yang dapat membahayakan pengguna.
5.        Papan Informasi
Pada taman kota margonda, terdapat papan papan informasi yang menunjukkan informasi mengenai taman tersebut, seperti nama taman, lokasi taman, serta beberapa informasi umum mengenai Kota Depok. Papan informasi tersebut berbentuk kotak dan ada juga yang berbentuk kupu-kupu seperti pada gambar dibawah.
Papan Infomasi Taman

Papan Infomasi Taman Berbentuk Kupu-Kupu
Papan informasi tersebut sangat berguna. Selain itu, papan informasi berbentuk kupu-kupu juga tampak menarik dan menambah nilai estetika taman. Sayangnya, beberapa papan informasi yang terdapat di taman dalam keadaan kurang baik karena bagian tiangnya yang sudah berkarat dan terdapat coretan tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.
6.        Tempat Duduk
Fasilitas lain yang terdapat di taman kota margonda adalah tempat duduk. Tempat duduk berguna sebagai tempat untuk istirahat bagi para pengunjung taman. Tempat duduk yang ada di taman bisa berupa tempat duduk alami yang terbuat dari batu atau batang pohon dan tempat duduk buatan yang biasanya terbuat dari semen atau beton yang dibuat seperti bentuk batu atau pohon. Tempat duduk yang ada di taman kota margonda terdapat di taman bagian bawah dan letaknya berada di tepi jalan setapak yang melingkari taman kecil berbentuk lingkaran.

Tempat Duduk yang Terdapat di Sekeliling Lampu
pada Taman Bagian Bawah
Jumlah tempat duduk yang terdapat pada taman bagian bawah cukup banyak dan dalam kondisi yang cukup baik. Hanya terdapat beberapa bangku yang dicoret-coret tapi hal tersebut tidak begitu mengganggu dan tidak mengurangi fungsi dari bangku tersebut.
7.        Lampu Taman
Lampu taman merupakan fasilitas penerangan yang ada di taman. Lampu taman berguna untuk memberikan penerangan saat sore atau malam hari dan juga berfungsi sebagai penambah nilai estetika taman. Lampu Taman yang berada di taman kota margonda sebagian besar berada di taman bagian bawah. Bentuk lampu yang ada di taman kota margonda dapat dikatakan cukup unik karena lampu taman tersebut berbentuk seperti piramida yang megerucut ke atas dan di bagian dalamnya terdapat tanaman, sehingga saat lampu dinyalakan di malam hari, siluet tanaman tersebut akan terlihat pada bagian pelapis lampu. Selain berbentuk piramida, ada juga lampu taman yang berbentuk kotak dengan warna hitam dan emas yang di setiap sisinya terdapat ukiran tanaman. Berikut ini merupakan gambar lampu taman yang ada di taman kota margonda.


Macam-Macam Bentuk Lampu Taman yang
Ada di Taman Kota Margonda
Lampu taman berbentuk piramid tersebar di beberapa tempat di taman bagian bawah, seperti di taman lingkar kecil di bagian tengah taman serta di bagian pinggir taman. Sedangkan lampu berbentuk ukiran terdapat di ujung taman sehingga tidak terlalu terlihat apa pengunjung berada di bagian tengah. Sayangnya, jumlah lampu taman masih sedikit dan terletak agak berjauhan.

2.4       Vegetasi Tanaman
Vegetasi yang ada di taman kota margonda berperan sebagai sarana penghijaun, sumber oksigen, serta memberikan suasana yang rindang bagi taman. Berikut tanaman-tanaman yang berada di taman kota margonda.
1.    Tanaman Bougenvil
Tanaman bugenvil merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Tanaman bougenvil adalah salah satu tanaman yang ditanam di taman kota margonda. Bunga  bougenvil sering disebut bunga kertas karena memiliki bentuk bunga yang tipis seperti kertas. Tanaman ini memiliki beberapa manfaat antara lain dapat digunakan sebagai hiasan rambut, campuran bunga untuk upacara siraman, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi bangsa Cina dan India. Tanaman bougenvil yang terdapat di taman kota margonda memiliki bunga dengan warna jingga, dengan kondisi yang terawat dapat dilihat dari daunnya yang lebat dan pucuk-pucuk daun yang hijau serta bunga-bunga kecil yang akan mekar. 

2.  Tanaman Hanjuang
Tanaman hanjuang merupakan salah satu tanaman yang ditanam di taman kota margonda. Tanaman yang biasa disebut tanaman andong dalam bahasa jawa ini sering dijumpai di taman-taman sebagai tanaman hias. Tanaman ini memiliki bentuk memanjang dan memiliki ukuran yang cukup besar. Tanaman ini memiliki daun yang berwarna merah jika mendapat sinar matahari langsung. Jenis hanjuang yang terdapat di taman kota margonda adalah tanaman hanjuang merah, kegunaan dari tanaman ini adalah sering digunakan sebagai tanaman pelindung dan pembatas blok pada sawah, ladang, serta perkebunan teh di Indonesia. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus makanan yang memiliki kemampuan antibakterial. Kondisi tanaman ini di taman kota margonda cukup banyak dan terawat, terdapat beberapa yang ditanam langsung di tanah, dan beberapa menggunakan pot.



3.    Tanaman Pucuk Merah
Tanaman pucuk merah yang memiliki nama latin Syzygium oleana merupakan sejenis tanaman perdu yang memiliki daun kecil memanjang dengan batang yang kecil dan memiliki ujung daun yang berwarna oranye kemerah-merahan. Tanaman ini merupaan salah satu tanaman hias yang terdapat di taman kota margonda yang digunakan untuk mempercantik taman. Kondisi tanaman ini terawat dengan bentuk tanaman yang unik seperti pohon cemara.



4.    Tanaman Pakis
Tanaman pakis atau paku merupakan salah satu tanaman hias yang berada di taman kota margonda. Tanaman ini memliki bentuk yang unik yaitu berbentuk memanjang dengan daun yang memiliki sekat-sekat antara satu daun dengan daun yang lain. Manfaat tumbuhan paku adalah sebagai tanaman hias, sebagian kecil dapat dimakan, dan sebagai tumbuhan obat-obatan, atau bahan baku kegiatan sehari-hari. Kondisi tanaman ini di taman kota margonda kurang terawat, terlihat dari daunnya yang terdapat banyak lubang dan bentuk daun yang tidak utuh. Hal tersebut dapat disebabkan oleh ulat yang memakan daun atau ulah manusia yang mencabut beberapa daun dari tangkainya.

5.    Tanaman Asoka
Tanaman asoka merupakan tanaman yang dianggap suci oleh agama Hindu. Tanaman ini terdapat di taman kota margonda yang ditanam di dalam pot. Tanaman ini memiliki bunga yang harum, dengan bentuk bunga yang bergerombol dan memiliki warna bunga yang merah cerah. Bunga ini banyak terdapat di taman-taman, tempat-tempat terbuka hijau, jalan, dan beberapa tempat yang mudah ditemukan. Bunga tanaman ini dapat digunakan sebagai obat disentri hemoragik , sebagai obat luka memar, dan sebagai tanaman hias. Kondisi tanaman ini cukup baik di dalam pot, namun populasinya di taman kota margonda belum cukup banyak. 

6.    Tanaman Agave
Tanaman agave merupakan tanaman yang berasal dari Eropa. Tanaman ini telah merupakan salah satu tanaman yang ditanam di taman kota margonda. Populasi tanaman ini tidak banyak, tanaman ini ditanam langsung di tanah. Bentuk tanaman ini memiliki duru di pinggir daun dan memiliki warna gradasi yaitu hijau dan kuning, bentuk daunnya memanjang seperti lidah buaya tapi memiliki daun yang lebuh tipis. Tanaman ini memiliki manfaat sebagai penghasil serat alam untuk membuat tali, kandungannya juga dapat digunakan sebagai minuman. Kondisi tanaman ini cukup baik karena terlihat dari daunnya yang lebat dan tumbuhannya yang besar. 

7.    Tanaman Erpah/ Kuncir Merah/ Bayam Merah
Tanaman Erpah merah merupakan tanaman hias yang biasanya terdapat di pinggir jalan. Taman kota margonda ditanami oleh beberapa erpah merah yang langsung ditanam di tanah. Bentuk tanmaan ini berbentuk seperti sirip ikan dengan warna daun yang merah. Memiliki batang yang kecil dengan banyak daun, daun dan batang tanaman ini mengandung cairan berwarna merah. Tanaman ini bermanfaat untuk menyembuhkan kanker usus besar, diabetes, kolesterol serta untuk menurunkan berat badan.

8.    Tanaman Tradescantia
Tanaman Tradescantia  merupakan tanaman hias yang tumbuh di bawah pohon di taman kota margonda. Tanaman ini biasanya ditanam sebagai tanaman gantung. Tanaman ini memili warna daun yang indah dengan perpaduan warna ungu dan putih. Bentuk daun tanaman ini berbentuk sirip ikan denga ukuran daun yang kecil. Tanaman ini biasa digunakan untuk hiasan tanaman indoor atau tanaman gantung .

9.    Tanaman Kamboja
Tanaman Kamboja atau Semboja merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki bentuk pohon yang kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya memiliki harum yang khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan. Kondisi tanaman ini di taman kota margonda kurang terawat karena daunnya yang jarang dan bunganya yang tidak mekar. Populasi tanaman ini di taman kota Amargonda juga belum banyak. Manfaat tanaman ini biasanya digunakan sebagai tanaman di kuburan, namun saat ini tanaman ini populer sebagai tanaman hias.Bunga kamboja memiliki manfaat untuk membuat miyak wangi, teh seduh, obat nyamuk, dan dapat  menyembuhkan berbagai penyakit seperti mengobati bengkak, mengobati gigi yang berlubang, meperlancar pencernaan,dll. 



2.5       Langkah-langkah Perbaikan yang Perlu dilakukan
Pegamatan atau observasi langsung ke taman kota margonda terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan taman kota margonda. Langkah-langkah tersebut seperti melakukan pengelolaan lahan hijau yang lebih baik, yaitu dengan menanam dan merawat  tanaman, pohon, rumput-rumput ataupun tanaman bunga di taman kota tersebut sehingga dapat meningkatkan fungsi ekologis taman kota margonda sebagai paru-paru kota.
Selain itu perlu dilakukan perawatan dan perbaikan fasilitas taman kota, seperti penambahan fasilitas pagar sebagai pengaman, memperbaiki pot tanaman yang rusak, membersihkan coret-coretan pada bangku taman ataupun pada plang taman,  memperbaiki jalan setapak yang sudah gompal, dan memperbaiki ubin-ubin di tugu yang sudah gompal. Kemudian, sebaiknya dilakukan penambahan fasilitas taman kota, seperti fasilitas toilet umum maupun fasilitas olahraga seperti jogging track, lapangan basket, fasilitas rekreasi seperti gazebo sebagai tempat duduk dan bersantai yang digunakan untuk berteduh dari hujan ataupun panas, ayunan, dan perosotan, sehingga masyarakat sekitar taman kota margonda dapat memanfaatkan taman tersebut untuk melakukan berbagai kegiatan sosial.
Selain tindakan-tindakan seperti yang telah dijelaskan di atas, hal yang paling penting dalam melestarikan taman kota margonda adalah kesadaran dan partisipasi dari masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga dan melestarikan taman kota tersebut, partisipasi dari masyarakat sekitar dapat berupa tidak mencoret-coret fasilitas taman kota, membuang sampah pada tempatnya, ataupun dengan membuat suatu komunitas yang beranggotakan masyarakat sekitar yang menjaga dan melestarikan taman kota tersebut. Selain itu juga diperlukan partisipasi pemerintah, seperti dengan lebih menyerukan larangan mencorat-coret ataupun menulis pada sarana dan prasarana taman kota, dan memberikan penyuluhan mengenai taman kota beserta fungsinya dan cara untuk melestarikannya.


BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya atau gagasan akhir yang mengandung informasi pada uraian sebelumnya. Berikut kesimpulan dari penulisan paper pengetahuan lingkungan.
1.    Fungsi taman kota margonda
Taman kota margonda belum dapat memenuhi fungsi ekologis taman kota dengan baik, karena belum cukup banyak untuk dapat memberikan keteduhan atau kerindangan di area Taman Kota tersebut. Taman kota margonda juga tidak memenuhi fungsi taman kota sebagai fungsi sosial, karena taman kota margonda sangat sepi pengunjung. Taman kota margonda sudah cukup memenuhi fungsi estetika, yaitu taman kota ini  ditanami pohon dan tanaman yang cukup banyak, tetapi sayangnya banyak sarana dan prasarana dari taman kota margonda yang kurang terawat dengan baik.
2.    Kondisi dan fasilitas yang terdapat pada taman kota margonda.
Fasilitas yang ada di taman kota margonda sudah cukup memadai dan memenuhi syarat agar suatu taman dapat disebut taman yang baik. Fasilitas-fasilitas yang ada di taman kota margonda diantaranya yaitu vegetasi, batuan, tebing batuan, jalan setapak, papan informasi, tempat duduk, dan lampu taman.
3.    Vegetasi tanaman yang terdapat di taman kota margonda.
Vegetasi yang ada di taman kota margonda berperan sebagai sarana penghijaun, sumber oksigen, serta memberikan suasana yang rindang bagi taman. Tanaman-tanaman yang berada di taman kota margonda, diantaranya yaitu tanaman bougenvil, tanaman hanjuang, tanaman pucuk merah, tanaman pakis, tanaman asoka, tanaman agave, tanaman bayam merah, tanaman tradescantia, dan tanaman kamboja.
4.    Langkah-langkah perbaikan yang diperlukan
Langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk taman kota margonda agar dapat memenuhi fungsinya sebagai taman kota yang nyaman, diantaranya seperti melakukan pengelolaan lahan hijau yang lebih baik, perlu dilakukan perawatan dan perbaikan fasilitas taman kota, selain tindakan-tindakan tersebut, hal yang paling penting dalam melestarikan Taman kota margonda adalah kesadaran dan partisipasi dari masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga dan melestarikan taman kota tersebut.

3.2       Saran
            Saran merupakan suatu pendapat atau solusi yang yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan ataupun perbaikan  untuk masalah yang ada. Berikut ini adalah saran yang diberikan untuk perbaikan, antara lain:
1.    Sebaiknya ditambahkan fasilitas pagar sebagai pengaman taman.
2.    Sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas toilet umum maupun fasilitas olahraga seperti jogging track, lapangan basket, fasilitas rekreasi seperti gazebo sebagai tempat duduk dan bersantai.
3.    Sebaiknya dibuat suatu komunitas yang beranggotakan masyarakat sekitar yang menjaga dan melestarikan taman kota tersebut.

DAFTAR PUSTAKA



                             Disusun Oleh : 

Nama/ NPM                : 1. Aditya Darfinna                / 30414290
                                      2. Dimas Ichfianto                / 33414102
                                      3. Syafira Noor Pradana       / 3A414563
                                      4. Winda Retno Anggraeny  / 3C414266
                                      5. Yulinar Sari                      / 3C414556
Kelas                           : 3ID01









Minggu, 28 Mei 2017

PAPER PENGETAHUAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA MARGONDA


Nama/ NPM                : 1. Aditya Darfinna                    / 30414290
                                   2. Dimas Ichfianto                   / 33414102
                                   3. Syafira Noor Pradana           / 3A414563
                                   4. Winda Retno Anggraeny       / 3C414266
                                   5. Yulinar Sari                        / 3C414556
Kelas                           : 3ID01


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
    Taman (Garden) berasal dari bahasa ibrani, Gan yang berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan berpagar, dan Oden yang berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Secara lengkap dapat diartikan bahwa taman adalah suatu lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyaman (Laurie, 1986).
        Kota Depok memiliki banyak taman, tercatat terdapat 8 taman yang terdapat di kota ini. Salah satu taman yang keberadaannya kurang begitu diketahui oleh khalayak umum adalah taman kota margonda yang terletak di jalan raya margonda, Pondok Cina, Beji, Kota Depok. Taman kota margonda memiliki berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh warga Depok maupun pendatang sebagai tempat rekreasi. Ditaman kota margonda terdapat patung elang salak yang menandakan sebagai pemisah antara provinsi DKI Jakarta dengan provinsi Jawa Barat. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada taman kota margonda memerlukan perhatian oleh pemkot setempat, karena banyaknya fasilitas yang tidak terawat atau mengalami kerusakan, tanaman yang tidak terurus, dan permasalahan sampah dilingkungan taman.
       Permasalahan yang terdapat di taman kota margonda selain memerlukan perhatioan oleh pemkot setempat  juga perlu menjadi perhatian bagi warga Kota Depok, agar tercipta suasana taman kota yang nyaman sebagai sarana rekreasi ditengah-tengah kota dan memenuhi fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yang sesuai dengan peraturan pemerintah.

1.2 Perumusan Masalah
      Merujuk pada permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, beberapa permasalahan yang menjadi fokus utama adalah sejarah taman kota margonda, fungsi pada taman kota margonda, bagaimanakah kondisi dan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada taman kota margonda, vegetasi tanaman pada taman kota margonda dan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan.

1.3 Pembatasan Masalah
     Pembatasan masalah adalah batasan-batasan yang dimaksudkan untuk membatasi topik permasalahan agar tidak menyimpang dari pokok bahasan. Pembatasan masalah tersebut diantaranya:
1.        Penelitian hanya dilakukan di taman kota margonda yang beralamat di Jl. Margonda Raya, Pondok Cina, Beiji, Kota Depok, Jawa Barat.
2.           Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017

1.4       Tujuan Penelitian
          Tujuan penelitian adalah hal-hal apa saja yang ingin dicapai pada suatu penelitian. Tujuan penelitian taman kota margonda adalah sebagai berikut:
Mengetahui fungsi taman kota margonda.
Mengetahui kondisi dan fasilitas yang terdapat pada taman kota margonda.
Mengetahui vegetasi tanaman yang terdapat di taman kota margonda dan kondisinya.

Mengetahui langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk taman kota margonda agar dapat memenuhi fungsinya sebagai taman kota yang nyaman.

1.5     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan kerangka dalam penulisan paper yang bertujuan untuk lebih mudah dipahami dan tersusun secara sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
BAB I        PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan ilmiah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian serta sistematika penulisan yang menggambarkan isi dari keseluruhan bab.
BAB II       PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai uraian sejarah singkat taman kota margonda, fungsi taman, fasilitas taman, vegetasi tanaman dan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
BAB III     PENUTUP                                                   
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan sebagai jawaban atas tujuan penelitian ini, serta saran yang ditunjukan pada pihak-pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian.



Senin, 08 Mei 2017

Sejarah Taman Kota Margonda


Sejarah dibangunnya taman kota margonda ini karena didalamnya terdapat “Tugu Elang Salak”. Ternyata Tugu Elang Salak itu dibangun jauh sebelum lahirnya Kota Depok. Tugu Elang Salak tersebut berupa seekor burung elang yang mencengkeram buah salak di atas sebuah bangunan segi empat setinggi kurang lebih 3 meter. Simbol yang diambil pada tugu tersebut pun jauh dari satwa khas dan buah khas dari Kota Depok. Depok memang tidak memiliki satwa khas maupun buah yang khas. Namun, Walikota Nur Mahmudi Ismail telah mencanangkan belimbing sebagai produk unggulan dan menjadi Lambang Kota meskipun bukan buah asli Depok dan menjadikannya Depok sebagai Kota Belimbing.
Depok yang pada saat dibangunnya Tugu Elang Salak tersebut hanyalah sebuah kecamatan di wilayah administrasi Kabupaten Bogor berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta. Maka dari itu perlu didirikan sebuah tugu sebagai tanda batas Propinsi Jawa Barat. Pada saat itu sedang dilakukan program konservasi satwa dan tumbuhan khas yang berada pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, dan Gunung Halimun maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat membangun sebuah tugu di Depok sebagai bagian dari Program Konservasi. Alasan mengapa burung elang dan buah salak yang dipilih untuk menjadi simbol sekaligus penanda batas propinsi adalah  karena burung elang dan buah salak adalah satwa dan buah khas yang konon hidup dan tumbuh di kawasan Gunung Gede, Gunung Salak dan Gunung Halimun. Burung elang yang dimaksud adalah Elang Ular (Colocalia Sp.), sedangkan Salak yang dimaksud adalah Salak khas dari Gunung Salak yaitu Salak Rambat (Salacca Sp.).
Burung elang ular saat ini tidak pernah lagi terlihat di langit Kota Depok, namun menurut banyak warga Depok, sampai dengan awal Reformasi tahun 1998, masih sering dijumpai burung langka tersebut berputar-putar di angkasa Depok. Burung elang ular berwarna hitam legam tanpa jambul. Sisi lain burung elang ular adalah penobatannya sebagai simbol kekuatan hitam karena warnanya yang hitam legam, sorot matanya yang tajam menakutkan, serta kehebatannya memangsa ular. Maka dari itu burung elang ular ini dijadikan simbol tugu.
Salak rambat ukurannya hanya sebesar buah kelengkeng sangat berbeda dengan Salak Pondoh yang ukurannya sebesar genggaman tangan anak balita. Arti kata “rambat” pada Salak Rambat tersebut  sebagai gambaran bahwa pohon salak jenis ini adalah merambat, tidak seperti Salak Pondoh yang pohohnnya seperti pohon nanas. Salak Rambat ini termasuk pohon langka dan masing bisa ditemui di lereng-lereng Gunung Salak dan Gunung Gede. Hanya saja populasinya sudah sangat jarang akibat perambahan dan alih fungsi hutan yang dilakukan oleh manusia, sehingga habitatnya makin terdesak ke tempat yang lebih tinggi.
Sejak adanya Tugu Elang Salak tersebut maka dibuatlah taman kota yang berada di ujung jalan margonda. Pada Taman Kota Margonda tersebut terdapat berbagai macam tanaman serta pepohonan yang membuat taman menjadi sejuk. Selain itu, taman juga dilengkapi dengan tempat sampah, tempat duduk dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Nama Kelompok :
1.      Aditya Darfinna (30414290)
2.      Dimas Ichfianto (33414102)
3.      Syafira Noor Pradana (3A414563)
4.      Winda Retno Anggraeny (3C414266)
5.      Yulinar Sari (3C414556)
Kelas : 3ID01

DAFTAR PUSTAKA



Rabu, 26 April 2017

DAMPAK KELANGKAAN AIR BERSIH TERHADAP KESEHATAN DAN EKONOMI PENDUDUK DI INDONESIA

1.1              Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya air, oleh karena itu air menjadi penopang kehidupan manusia. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi, terdapat 1,4 triliun kilometer kubik air yang tersedia, namun air yang dapat dikonsumsi untuk keperluan minum jumlahnya sudah mulai berkurang. Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan negara maritim karena memiliki wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan dengan daratan. Indonesia memiliki 6% persediaan air dunia atau sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik. Sungai dan danau yang terdapat di Indonesia diperkirakan memiliki cekungan air sebesar 308 juta meter kubik. Kenyataannya, dengan jumlah perairan di  Indonesia yang berlimpah, Indonesia belum terbebas dari kelangkaan air bersih. Potensi ketersediaan air bersih di Indonesia setiap tahunnya berkurang 15%-35% per kapita (Indonesia Natural Environtment Status Book,2009).
Kelangkaan air bersih yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah  perubahan iklim dan cuaca di Indonesia yang ekstrim dan tidak menentu, pencemaran air yang disebabkan oleh ulah manusia yang membuang limbah rumah tangga atau limbah industri,  meningkatnya tingkat populasi penduduk di Indonesia, dan penebangan pohon secara liar. Faktor-faktor diatas tidak lepas dari ulah manusia yang tidak menjaga lingkungan, sehingga memberikan dampak negatif terhadap diri mereka sendiri.
Kelangkaan air bersih juga memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi penduduk di Indonesia bagi kesehatan adalah timbulnya penyakit-penyakit kulit dan beberapa penyakit lain. Selain bagi kesehatan, kelangkaan air bersih juga berpengaruh terhadap tingkat ekonomi penduduk. Kelangkaan air bersih menyebabkan penduduk mengeluakan uang lebih untuk membeli air bersih dengan harga yang tinggi. Oleh karena itu, peneliti memiliki keinginan untuk membahas mengenai dampak kelangkaan air bersih bagi kesehatan dan ekonomi penduduk di Indonesia.

2.         Pembahasan
Pembahasan ini membahas mengenai dampak dari kelangkaan air bersih bagi kesehatan dan ekonomi penduduk di Indonesia.

2.1       Kelangkaan Air
           Kelangkaan air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Kelangkaan air dapat disamakan dengan stres air, defisit air, dan krisis air. Stres air dapat disebut juga kesulitan mendapatkan sumber air bersih untuk digunakan pada periode waktu tertentu dan dapat memperparah kelangkaan air.

2.2       Faktor Penyebab Kelangkaan Air Bersih
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelangkaan air bersih di Indonesia, beberapa diantaranya anatara lain pertama adalah  perubahan iklim dan cuaca di Indonesia yang ekstrim dan tidak menentu, perubahan iklim dan cuaca seperti musim hujan dan musim panas yang tidak sesuai perkiraan dapat menyebabkan siklus air yang tidak menentu yang, kedua adalah pencemaran air, diantaranya di sungai, laut, atau danau yang disebabkan oleh ulah manusia yang membuang limbah rumah tangga atau limbah industri ke aliran air yang menyebabkan kurangnya sumber air bersih untuk dikonsumsi, ketiga adalah meningkatnya tingkat populasi manusia di Indonesia yang menyebabkan kebutuhan air semakin banyak namun ketersediaannya semakin menurun. Beberapa hal diatas dapat menyebabkan kelangkaan air bersih untuk dikonsumsi.

2.3       Dampak Kelangkaan Air Bersih
        Dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan sumber air bersih di Indonesia bagi kesehatan adalah timbulnya penyakit-penyakit kulit dan beberapa penyakit lain seperti diare, kolera, hepatitis, polmearitsis, typod, disentri trachoma, scabies, malaria, serta cacingan.Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit yang ditimbulkan karena mengkonsumsi air-air yang kurang bersih. Selain bagi kesehatan, kelangkaan air bersih juga berpengaruh bagi tingkat ekonomi penduduk. Kelangkaan air bersih menyebabkan penduduk untuk rela mengeluakan uang untuk membeli air bersih dengan harga yang tinggi, hal tersebut dapat melambungkan tingkat pengeluaran dan mempersulit perekonomian penduduk Indonesia.

2.4       Cara untuk Mengatasi Kelangkaan Air Bersih
Cara untuk mengatasi kelangkaan air bersih diantaranya dengan cara membuang sampah pada tempatnya, hal ini dapat menjadikan lingkungan bersih dan tidak menyebabkan pencemaran air di danau, sungai, atau laut, membuat daerah resapan air, dengan cara menyediakan lahan-lahan yang masih ada untuk di jadikan kebun dan taman-taman untuk di tanami pepohonan, hal ini dapat menjaga air tanah agar tidak kering, dan menjaga lingkungan dengan kesadaran sendiri agar tidak memberikan dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dan diri sendiri.

3.         Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah air merupakan penopang kehidupan manusia yang ketersediaannya harus dijaga agar manusia tetap bisa bertahan hidup di bumi, dapat dijaga dengan beberapa cara diantaranya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencemari sungai, danau, dan laut dengan limbah, dan tidak menebang pohon yang dapat menyebabkan kekeringan karena tanah air yang tidak memiliki resapan.

4.         Daftar Pustaka



5.       Lampiran

Gambar 1 Kelangkaan Air Bersih di Bali


Gambar 2 Kelangkaan Air Bersih di Indonesia


Gambar 3 Kelangkaan Air Bersih di Surabaya




Rabu, 11 Januari 2017

REVIEW JURNAL METODOLOGI PENELITIAN

Resiko Kebiasaan Duduk dalam Pekerjaan dan Hubungannya dengan Sakit Punggung

REVIEW

Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan duduk dengan sakit punggung yang dialami orang-orang Barat di bagian industri nasional.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa diatas 90% orang-orang Barat bertahan hidup dari sakit punggung selama hidupnya dengan 23% penderita sakit punggung kronis. Berdasarkan penelitian, telah dikaitkan beberapa aspek yang menyebabkan sakit punggung, diantaranya adalah kebiasaan duduk yang dapat memicu naiknya resiko gangguan otot (musculoskeletal) pada bagian punggung, leher, pundak, lengan, dan kaki. Terdapat beberapa perbedaan pendapat pada beberapa litertur yang dibahas oleh peneliti diantaranya belum ditemukan bukti bahwa duduk terus menerus tanpa berpindah-pindah dapat meningkatkan resiko sakit punggung, namun kombinasi antara posisi duduk yang tidak nyaman yang terajadi ketika menyetir dalam perjalanan panjang kemungkinan dapat meningkatkan penderita sakit punggung.
Beberapa perbedaan pendapat tersebut terus dibahas selama bertahun-tahun sehingga muncul doktrin bahwa posisi duduk ideal adalah “Dynamic Sitting” yang berarti posisi duduk yang berubah-ubah. Meskipun kelebihan gerakan pada saat duduk menandakan ketidaknyamanan dan ketidakstabilan, tapi jangkauan gerakan  yang menandakan kenyamanan belum dapat ditentukan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian unuk memperoleh keungkinan pengaruh dynamic sitting untuk tubuh manusia. Berdasarkan pendahuluan, peniliti juga mencantumkan beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis kebiasaan duduk. Diketahui bahwa alas tekanan (alas yang dapat memberikan tekanan pada tubuh, seperti alas yang bergerigi atau tajam) memiliki tingkat akurasi untuk memberikan angka statistik untuk kebiasaan posisis duduk yang dinamis. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kebiasaan duduk subjek yang diteliti dengan dan tanpa yang menderita sakit punggung dengan memberikan tekanan pada kebiasaan duduk yang dinamis.

Metode dan Pembahasan
Peneliti menggunakan beberapa alat diantaranya alas yang dilengkapi dengan sensor (SIT-CAT atau Sitting Categorisation Technology) dengan 8 x 8 matriks sensor dengan ukuran (35 x  35 cm), sebuat data untuk ditransmisikan, dan mobile phone yang dilengkapi dengan bluetooth. Data tekanan yang direkam adalah dengan frekuensi 5Hz dan dengan resolusi 12 bits. Peserta atau partisipants adalah 20 orang yang terdiri dari 7 orang wanita dan 13 orang pria dengan usia mulai dari 27 tahun sampai dengan 57 tahun, dan tinggi mulai dari 1.6 sampai 1.89 meter, berat antara 50 sampai 150 kg. Penelitian ini dilakukan di tempat kerja 20 orang peserta masing-masing. Sebelum memulai pekerjaan, tempat duduk peserta di kantor telah dilengkapi dengan SIT-CAT dan tekanan datanya sudah dimulai. Peserta mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasa dengan minimal waktu kerja 3 jam dan 15 menit istirahat di pagi hari. Selain itu, peserta juga diminTa untuk duduk dalam beberapa posisi seperti tegak lurus, berbaring, condong ke depan, menyamping ke kanan atau ke kiri, dan menyilangkan kaki ke kanan atau ke kiri. Peserta juga mendapatkan beberapa kuesioner mengenai nyeri jangka panjang dan jangka pendek. Kuesioner yang diberikan, digunakan untuk membagi peserta menjadi 4 variabel yaitu KorffPain, KorffDis, KorffSeverity, dan KorffInterver serta membagi menjadi 2 kelompok. Selanjutnya data yang diperoleh di mobile phone di pindahkan ke komputer yang kemudian diolah menggunakan MATLAB.
Kemudian selama satu hari distribusi tekanan dilakukan, klasifikasi sebaran acak digunakan, distribusi ini diketahui merupakan metode yang cocok dan akurat untuk mengklasifikasikan posisi duduk dengan menggunakan nilai median sebesar 64 dan nilai tekanan kalibrasi dalam 1-s. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis statistik dengan mencari nilai varians dari sample data yang sudah diambil untuk mengidentifikasi posisi duduk yang berbeda dan untuk menganalisis pengaruh nyeri punggung pada perilaku duduk yang terdiri dari 5 yaitu Nmove, Npos, tstabel, tpos, dan Ptranslate. Semua analisis statistik ditentukan dengan menggunkaan IBM SPSS statistics dengan tingkat signifikasi p < 0.05.

Hasil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa skor yaitu skor KorffPain (≤ 33.3), skor KorffDis (≤ 26.67), skor BPISeverity (≤ 1.25), dan skor BPIInterfer (≤ 1.14) yang menunjukkan intensitas nyeri serta kecatatan yang ditimbulkan dalam penelitian ini. Selanjutnya didapatkan juga hasil analisis pengukuran kalibrasi 1-s menunjukkan akurasi klasifikasi keseluruhan 82,7% yang bervariasi antara 63,8% (tegak lurus) dan 96,3% (condong ke depan) untuk posisi duduk yang berbeda. Ketepatan klasifikasi keseluruhan adalah 82,7% dengan kisaran antara 67,1% (berbaring) dan 95,1% (condong ke depan). Dua posisi duduk yang paling diadopsi adalah tegak lurus dan condong ke depan dengan kejadian rata-rata 24,4% dan 25,3% dari waktu duduk seluruh. Setengah peserta menyukai satu posisi duduk dengan 45% atau lebih dari waktu yang mereka habiskan saat bekerja. Didapatkan pula analisis dari beberapa posisi duduk yang telah dilakukan oleh peserta.

Kesimpulan
Perkembangan teknologi yang digunakan yaitu SIT-CAT berhasil digunakan untuk mengklasifikasikan posisi duduk yang berbeda dengan akurasi yang lebih besar dari 80%. Meskipun peserta yang terlibat merupakan peserta yang memiliki dan tidak memiliki sakit punggung namun teknologi ini mampu digunakan untuk menyelidiki perbedaan perilaku duduk berdasarkan rasa sakit yang sudah dikelompokkan. Dapat disimpulkan bahwa posisi duduk dapat mempengaruhi sakit punggung.

Link junal :

Link PPT :

Rabu, 04 Januari 2017

Review Jurnal Secondary Data (Metodologi Penelitian)

Vitamin D Status and Long-Term Mortality in Community-Acquired Pneumonia: Secondary Data Analysis from a Prospective Cohort


Latar belakang, Tujuan Penelitian, dan Pengantar

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah status vitamin D yang rendah dapat menyebabkan kematian jangka panjang pada orang dewasa yang menderita radang paru-paru atau pneumonia. Sehingga peneliti menggunakan data sekunder untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah ada, pengujian dengan menggunakan data sekunder dilakukan karena kurangnya data mengenai pengaruh kematian jangka panjang terhadap status vitamin d pada tubuh. Berdasarkan komunitas ahli pneumonia dunia diakui bahwa terdapat angka kematian jangka panjang yang tinggi, namun alasan yang mendasari belum diketahui dan tidak adanya terapi pencegahan tertentu terhadap hal tesebut. Beberapa faktor resiko juga disebutkan didalam penelitian ini yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, jenis pneumonia, penyakit penyerta, dan status gizi. Beberapa faktor lain dimungkinkan juga ikut berperan dalam terjadinya kematian jangka panjang tersebut. Hal tersebut menjadikan beberapa obat dengan efek pleiotropic diusulkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain obat, vitamin D juga dikatakan dapat dijadikan sebagai perlindungan terhadap infeksi saluran pernafasan pada anak-anak dan orang dewasa karena vitamin D menggunakan efek imunomodulator utuk menanggapi penyebab paling umum bakteri pneumonia yaitu Stepococcus pneumonia. Dikatakan juga terdapat beberapa kelompok yang berisiko memiliki tingkat 25-hydroxyvitamin D yang rendah seperti orang tua dan orang-orang yang tinggal jauh dari khatulistiwa.

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data sekunder yang diterbitkan kepada 267 calon pasien pada studi kohort yang dirancang untuk menentukan etiologi mikroba pada pasien penderita pneumonia dan untuk mengidentifikasi faktor resiko kematian jangka panjang diantara mereka yang masih hidup. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat tidur perawatan di rumah sakit umum di Drammen, Vestre Viken Hospital Trust dengan semua pasien dewasa yang dirawat untuk mengidentifikasi apakah adanya gejala dan kriteria eksklusif yang menjadi ciri penderita pneumonia. Selanjutnya pasien yang sudah dipastikan menderita pneumonia diberikan beberapa obat yang cenderung mempengaruhi status vitamin D.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dikumpulan dalam waktu 48 jam, yang selanjutnya penelitian dilakukan dengan mengklasifikasikan pasien berdasarkan keparahan penyakit. Penelitian ini juga ditambahkan dengan beberapa data tambahan yang dikumpulkan dari catatan medis diantaranya etnis, musim, suplemen vitamin d, dan statin.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat kekurangan vitamin d yang tinggi pada pasien penderita pneumonia yang dirawat di rumah sakit. Selanjutnya terdapat hubungan yang signifikan antara kekurangan vitamin d dan semua penyebab kematian jangka panjang yang telah disesuaikan dengan data tambahan. Tingkat serum 250HD yang menentukan kekurangan vitamin D masih bervariasi karena tergantung pada hasil yang didapat, akibatnya penafsiran untuk status vitamin d diperkirakan dengan jumlah populasi yang ada. Berdasarkan penelitian ini dijelaskan beberapa nilai presentase yang menunjukkan tingkat vitamin d pada tubuh manusia di beberapa musim tertentu di beberapa negara. Hasil yang didapat juga memberikan penjelasan usia rata-rata pasien dengan pengklasifikasian status vitamin d pada pasien diantaranya pasien yang kekurangan vitamin d, pasien yang memiliki status vitamin d yang tidak memadai, dan pasien yang memiliki status vitamin d yang cukup, dengan presentase jumlah pasien yang kekurangan vitamin d lebih besar dibandingkan dengan pasien yang memiliki cukup vitamin d dalam tubuh.


Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diteliti dapat disimpulkan rendahnya status vitamin d pada tubuh penderita pneumonia dapat dikaitkan dengan kematian pasien penderita pneumonia.

LINK JURNAL :
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0158536



Selasa, 25 Oktober 2016

PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI DI INDONESIA

Latar Belakang dan Sejarah Teknik Industri di Indonesia

Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris pada abad ke-delapan belas , mengubah secara drastis praktik-praktik manufaktur yang memicu kelahiran dunia ilmiah pada abad berikutnya. Inovasi teknologi bermunculan  mempermudah suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk dengan tenaga kerja yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi manual tradisional dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang mengawalinya adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765 yang memberikan pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan produk yang melimpah.
Teknik Industri lahir pada akhir abad ke – sembilan belas. Teknik Industri adalah profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan tuntutan dari manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad kedua puluh. Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak hanya bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi operasional dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk mengantisipasi dan memimpin perubahan itu sendiri.
Dalam berjalannya era industri lahirlah konsep-konsep dari para tokoh pemikir untuk lebih mengefektikan dan mengefisiensikan produktivitas pekerja. Konsep tentang spesialisasi pekerja yang disampaikan Adam Smith, “motion and time” dari charles Babbage, “Interchangeable manufacture” dari Eli Whitney, dan yang paling utama adalah konsep dari Frederick Winslow Taylor mengenai “scientific method” dan beberapa tokoh lainnya seperti Frank Gilbert dan Lillian Gilberth menuntut keahlian teknis yang terlatih yang dapat merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan/memimpin operasi-operasi dari sebuah sistem yang besar dan kompleks.
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB)  pada tanggal 1 Januari 1971 . Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik Mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.  Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta apian. 
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan. Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik. Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional,Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Program Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri di Universitas Indonesia.
Pendapat/Presepsi
Teknik industri lahir sejak persoalan produksi, sejak manusia mewujudkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Revolusi Industri di Inggris dianggap sebagai era modern disiplin teknik industri. Pada masa revolusi industri, inovasi teknologi bermunculan yang mempermudah suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk dengan tenaga kerja yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi manual tradisional dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang mengawalinya adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765 yang memberikan pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan produk yang melimpah. Kebutuhan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas merupakan pendorong berdirinya disiplin teknik industri. Sedangkan di Indonesia teknik industri di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB)  pada tahun 1971. Pendorong berdirinya teknik industri di Indonesia diawali dari profesi sarjana Teknik Mesin yang mengalami kesulitan dalam mengelola suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar karena fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai. Sehingga sekitar tahun 1955 sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik.
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja, Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional,Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin  ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri