Kamis, 11 Desember 2014

Bab 8 Manusia dan Pandangan Hidup



A.   PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hiidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pedoman,pegangan,arahan,petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus.
Pandangan hidup diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A)  Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya.
(B)  Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapt di Negara tersebut.
(C)  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Pandangan hidup pada dasaarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan,/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan.

B.    CITA-CITA

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keingiinan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan,hal itu tergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; keuda, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan;dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

C.   KEBAJIKAN

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya saama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Contoh kebajikan dalam masyarakat umum : Budi tidak setuju di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetepi masyarakat kampong mengusulkan dan telah disetujui jalan itu harus diperlebar demi keamanan. Akhirnya karena desakan seluruh warga, dengan sangat terpaksa Budi meyetujuinya. Faktor-faktor yang menetukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pemabwa,faktor lingkungan, dan ketiga faktor pengalaman.

D.   USAHA/PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasman. Atau dengan kedua-duanya. Dalam agama pun diperintahkan untuk bekerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditijukan kepada para pengikutnya : “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok.”
E.    KEYAKINAN/KEPERCAYAAN

Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga airan filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran inteletualisme, dan aliran gabungan.

(a)    Aliran naturalisme berintika spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakana Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, diakatakn Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
(b)   Aliran intelektualisme. Dasar aliran ini adalah logika/akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar munurut akal itulah yang baik.
(c)    Aliran gabungan. Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan senagai dadsar keyakinan. Seedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menetukan benar tidaknya sesuatu.

F.    LANGKAH-LANGKAH BERPADANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimana bentuknya. Bagaiman kita memperlakukan pandagan hidup itu tegantung pada orang yang bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1)   Mengenal. Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidup yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
(2)   Mengerti. Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
(3)   Menghayati. Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu.
(4)   Meyakini. Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan. Maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun Negara dan dari kehidupan akhirat, maka hendaknyakita meyakini pandagan hidup yang telah kita hayati itu.
(5)   Mengabdi. Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting ddalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima dengan baik oleh diriya lebih-lebih oleh orang lain.
(6)   Mengamankan. Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri padasuatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau menyalahkan tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan.
Contoh dari pandangan hidup adalah semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari-hari. Mereka menafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong-potong dan hanya berdarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekita yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelsan yang kurang tepat. Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau emusuhi keyakinan adlah musuh bagi mereka dan itu harus dimusnahkankan dari muka bumi ini untuk terciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera.

Bab 7 Manusia dan Keadilan



A.   Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah keyakinan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan maka masing-masing orang  harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama. Sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak adilan.
Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Lain lagi dengan Socratos yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan, menurut Socratos, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.  

B.    Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan, anda tentu ingat akan dasar Negara kita ialah      Pancasila. Sila kelima Pancasila,berbunyi : “Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan  masyarakat Indonesia.”
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilaan social itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yaitu:
1.      Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.      Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3.      Sikap suka member pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4.      Sikap suka bekerja keras.
5.      Sikap menghargai hasil  karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan ke dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu: 1)Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya sandang, pangan, dan perumahan. 2) Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. 3) Pemerataan pembagian pendapatan. 4) Pemerataan kesempatan kerja. 5) Pemerataan kesempatan berusaha.          6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi. 7) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air. 8) Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

C.   Berbagai Macam Keadilan
a)      Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak-pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.

b)      Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan telaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. Sebagai contoh Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan harus diberikan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp 100.000,- maka Budi harus menerima Rp 50.000,- .Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama justru hal tersebut tidak adil.

c)      Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
D.   Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Karena itu jujur bererti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berarti kehendak, harapan, dan niat. Barangsiapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kennyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur adalah lebih baik daripada orang pandai yang lancing. Barangsiapa yang tidak dapat dipercayai tutur katanya, atau tidak menepati janji dan kesanggupannya termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas kasihan Tuhan. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap perlu dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas-batas yang dapat dibenarkan.

E.    Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Aspek-aspek yang menjadi sebab orang-orang melakukan kecurangan adalah aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik.

F.    Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati daripada malu. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :                         a) manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral                                                                    b) ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pemulihann nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.




G.   Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa,tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Oleh karena tiap manusia tidak menghendaki hak ddan kewajibannya dilanggar. Maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu dalah pembalasan.

Bab 6 Manusia dan Penderitaan



A.   Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan merupakan realitas dunia dan manusia. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. tuhan memberikan kesenangan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
B.    Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan badan atau jasmani contohnya adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya. Siksaan jiwa atau rohani  contohnya adalah kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang apabila pada suatu saat ia tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan sseseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya maka disebut sebagai phobia.

C.   Kekalutan Mental
Kekalutan metal adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Sering merasakan pusing, sesak napas, demam, dan nyeri pada lambung                            b. Merasakan cemas, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain sebagai berikut :
a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
b.      Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri.
c.       Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
a.       Positif : trauma yang dialami, dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan.
b.      Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

D.   Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan,baik berat maupun ringan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis. Ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan hakekatnya merupakan proses meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakt sekitar, denagn waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.






E.    Penderitaan,Media Massa, dan Seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Seperti bom atom, reactor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan  manusia. Beberapa sebab lainnya yang menimbulkan penderitaan manusia adlah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain-lain.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah manusia untuk melakukan sesuatu. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F.    Penderitaan dan Sebab-Sebabnya

Menurut sebabnya penderitaan manusia diperinci sebagai berikut :

a.       Penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia menjadi nasib baik. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan buruk antara sesame manusia maka manusia lain menjadi mendrerita. Misalnya :
1.      Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa, oleh majikannya sudah pantas jika majikannya diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan.
2.      Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anaknya kandungnya sendiri sampai menyebabkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh Pengadilan.
3.      Perbuatan buruk para pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta.” Perbuatan buruk yang merendahkan derajat kaum wanita, yang memandang wanita tak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dianggap sebgai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu sehingga mengkomunikasikannya kepada pejabat dan pelacur ibu kota itu.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Misalnya :
1.      Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung Selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur. Segenap lapisan mansyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk menbebaskan para korban dari penderitaan ini.
2.      Perbuatan lalai, mungkin kurang control terhadap tangki-tangki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan “union carbide” di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan mengalami cacat.

b.      Penderitaan yang timbul akibat penyakit, siksaan/azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi karena penyakit, siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat menjadi usaha mannusiaa untuk mengatasi penderitaan ini. Beberapa kasus penderitaan :
1.      Seorang anak laki-laki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, guru besar Universitas di Kario, Mesir.
2.      Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan. Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit nabi Ayub yang cukup lama.
3.      Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong.


G.   Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif dan sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuan menentang kawin paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan siukap ibu tiri, anti kekerasan, ia berjuang untuk melawan kekerasan, dan lain-lain.