Rabu, 10 Desember 2014

Bab 2 Manusia dan Kebudayaan



Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam pembahasan awal mengenai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar hal tersebut merupakan dasar bagi materi-materi selanjutnya.

A.Manusia  
          Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), dan merupakan kumpulan dari energy (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu social manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
            Ada dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsure-unsur yang membangun manusia:
1)      Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.       Jasad : badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b.      Hayat : mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
c.       Ruh  : bimbingan dan pimpihan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d.      Nafs  (diri atau keakuan)  : kesadaran tentang diri sendiri

2)      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a.       Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentuka proses-proses ketidaksadaran (unconscious). Id berkembang internal dalam diri individu. Id diatur oleh prinsip kesenangan. Obyek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi anatara usia satu atau dua tahun dan berkembang internal dalam diri individu. Ego diatur oleh prinsip realitas. Ego sadar akan tuntutan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
c.       Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira umur lima tahun. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan standar-standar moral yang diterima dari lingkungan luar diri, biasanya meru[pakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadsaran membentuk aspek negative dari superego, dan menentukan hal-hal mana yang ttermasuk dalam kategori tabu, yang mengatur bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan dikenanakan sangsi. Superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melaluli system imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.

B. Hakekat Manusia
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh.
            Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya kongkrit, tetapi tidak abadi. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi tetap abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
            Kesempurnaanya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan keseniana. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan indrawi dan perasaan rohani.  Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:

1)      Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2)      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3)      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4)      Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5)      Perasaan social, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6)      Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c. Makhluk biokultural,yaitu makhluk hayati yang budayawi
            Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi factor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi,evolusi biologisnya,dan sebagainya. Sedangkan sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
            Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandangmanusia dalam konteks kehidupan konkirt adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hokum alamiah pula.

C. Kepribadian Bangsa Timur
          Ilmu psikologi di negara-negara Barat mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu. Sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan social budayanya. Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subjek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk social budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
            Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari ;lagi oleh individu yang bersangkutan. Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan(unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang didasari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan kepada siapa pun juga di dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a.       Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya niat jahat
b.      Ia sungkan menyatakan, atau karena ia belum yakin akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya.
c.       Ia malu karena takut ditertawakan atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam
d.      Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang mudah diterima dan dijawanb oleh sesamanya.  Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib , yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang, atau benda-benda itu bagi dirinya.  Misalnya, bagi seorang murid, guru berada di daerah lingkungan 2 dari alam pikirannya. Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentangv manusia, benda-benda alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan Negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu yang bersangkutan dengan sikap masa bodoh. Misalnya, anggapan seorang pelajar Indonesia yang tak pernah ke luar negeri, tentang Negara Amerika.
Pada bagian psiko-sosiagram, daerah lingkaran nomor 4 dibatasi oleh garis yang digambarkan lebih tebal daripada yang lain. Batas itu menggambarkan  batas dari alam jiwa individu yang  dalam ilmu psikologi disebut personality atau “kepribadian”. Sebagian besar  dari isi jiwa manusia (termasuk yang telah di desakn ke dalam daerah tidak sadar dan sub sadar).

Menurut Francis L.K.Hsu, makhluk manusia masih memerlukan  suatu daerah isi jiwa tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidup manusia. Daerah isi jiwa tambahan terhadap lingkaran 7,6,5 dan 4 yang menggambarkan kepribadian manusia tadi adalah daerah lingkaran 3. Hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia. Tanpa adanya tokoh-tokoh atau benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide-ide atau ideology-ideologi yang bisa menjadi sasaran dari rasa kebaktian mutlak yang semuanya menempati daerah lingkungan nomor 3 dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang-selaras.
Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu, menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.
Daerah lingkaran no 4 dan 3 yang dibedakan dari yang lain dengan garis-garis arser yang sedikit memasuki daerah lingkaran no 5 dan no 2 juga menggambarkan konsep jen atau alam jiwa dari “manusia yang berjiwa selaras” itu. Jedua lingkaran itu adalah daerah-daerah dalam individu yang ada dalam suatu keadaan psikologi yang oleh Hsu disebutu Psychological Hemeostatis.
Orang-orang yang mempersoalkan perbedaan kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur biasanya menyangka bahwa Kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangkan kebudayaan Barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna), dan individualisme.

D. Pengertian Kebudayaan  
          Dua orang antropolog yaitu Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi.
            Kebudayaan jika dikaji dari asal bahasa sansekerta  berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal drai kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
            Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
            Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya.
            Sultan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan, sebab semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir.
            Koentjaningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
            A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
            C.A.Van Peursen  mengatakan bahwa kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam melainkan selalu mengubah alam.
            Kroeber dan Klukhon mendefinisikan bahwa kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok mausia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nlai-nilai.
            Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga system kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial,dan sistem teknologi.

E. Unsur-Unsur Kebudayaan
          Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Beberapa sarjana telah merumuskan beberapa unsure-unsur pokok kebudayaan misalnya Melville J.Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsure kebudayaan. Dia mengatakan bahwa hanya ada empat unsure dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa  unsure-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun pendidikan dan organisasi kekuatan.
            C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh kebudayaan universal :
1. Sistem religi (Sistem Kepercayaan)
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem teknologi dan peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
            Cultural universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsure-unsur yang lebih kecil, disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Contoh cultural universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi-bagi lagi menjadi unsure-unsur yang lebih kecil lagi disebut trait-complex. Misalnya kegiatan pertanian meliputi unsure-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, sistem hak atas tanah, dll.  Selanjutnya trait complex mengolah tanah dapat dibagi lagi menjadi ke dalam unusr-unsur yang lebih kecil misalnya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak, dan seterusnya. Akhirnya sebagai satuan terkecil yang membentuk trait adalah items, contoh alat bajak terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, tetapi pada hakekatnya merupakan kesatuan.

F. Wujud Kebudayaan
          Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu :
1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya.
2.      Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut social.
3.      Wujud sebagai benda
Aktivitas karya manusia menghasilkan  benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai dengan benda yang bergerak.

Ketiga wujud kebudayaan tadi dalam kenyataanya tidak terpisah satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan member arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik ide pikiran, maupun tindakan dalam karya manusia. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makinmenjatuhkan manusia dari lingkungan alamnya sehingga mempengaruhi pula pola perbuatannya, bahkan juga pola berpikirnya.

G. Orientasi Nilai Budaya
          Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya adalah semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima maslah pokok kehidupan manusia yaitu :
1.      Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, dan ada pula yang menganggap hidup sebagai sesuatu hal yang baik (mengisi hidup).
2.      Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup. Karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.      Hakekat waktu manusia (WM)
Ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada juga yang berpendapat untuk masa kini dan masa yang akan datang.



4.      Hakekat alam manusia (MA)
Ada yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada juga klebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis  dengan alam dan manusia harus menyerah dengan alam.
5.      Hakekat hubungan manusia (MN)
Ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal(sesamanya), maupun vertical(orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualis.

H. Perubahan Kebudayaan  
          Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan beruba. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan punya dinamika dan gerak. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung akan berubah lebih cepat.
Perubahan kebudayaan ataua akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsure kebudayaan asing itu lambat laiun akan diterima dan diolah di dalam masyarakat, tetapi tidak menghilangkan kebudayaan yang sudah ada.
Beberapa masalah yang menyangkut proses akulturasi, adalah :
a.       Unsure-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
b.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
c.       Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur yang baru
d.      Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul akibat akulturasi tersebut

1.      Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah:
a.       Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia diambil dari unsure-unsur kebudayaan Barat
b.      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio, computer, telephone, dll.
c.       Unsure-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsure-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi.
2.      Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat adalah :
a.       Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology, filsafah hidup dan lain-lain.
b.      Unsure-unsur yang dipelajari di tahap pertama proses sosialisasi.
3.      Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang yang kolot dan sukar menerima unsure baru. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar untuk menerima kebudayaan asing.
4.      Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisi yang membahayakan keutuhan masyarakat.
Berbagai factor yang  mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru diantaranya :
1.      Terbatasnya masyarakat memiliki kontak atau hubungan dengan kebudayaan atau dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.      Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerima unsur baru itu harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan agama yang berlaku.
3.      Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.      Suatu unsur kebudayan diterima jika sebelumnya ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan baru tersebut.
5.      Apabila  unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang  terbatas dan dapat dengan mudah dibukikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsure-unsur kebudayaan asing dengan unsure-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dianggap sebagai unsure kebudayaan dari luar melainkan dianggap sebagai unsure kebudayaan sendiri.



I.Ikatan manusia dan Kebudayaan
            Hubungan manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Dari sisi lain, hubungan antara ,manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyekif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudunya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain. Pada kondisi sekarang, kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar